en id

Diskusi Perkembangan Pembangunan Bandara Baru Bersama Komisi VI DPR RI

15 May 2017

kembali ke list


BANJARBARU – Manajemen Bandara Syamsudin Noor menerima kunjungan kerja Komisi VI DPR RI yang diwakili oleh Sjachrani Mataja selaku anggota DPR RI Komisi VI, Slamet Supriadi selaku Tenaga Ahli DPR RI Komisi VI, serta didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Kalsel, Neny Hendriyawati pada Senin, 15 Mei 2017. Agenda kunjungan yang kali ini membahas perkembangan pembangunan bandara baru dimulai dengan sesi diskusi bersama Manajemen Bandara Syamsudin Noor dan Tim Proyek Pengembandan Bandara Syamsudin Noor.

Dalam sambutannya, General Manager Bandara Syamsudin Noor, Handy Heryudhitiawan menyampaikan sekilas perkembangan pekerjaan di lapangan “Tim Proyek beserta kontraktor dari NKE (Nusa Konstruksi Enjiniring) sudah mulai melaksanakan pembersihan lahan atau land clearing. Di area pengembangan bandara baru juga sudah dipasang pagar pengamanan. Komitmen kami untuk mewujudkan bandara baru ditargetkan selesai tahun 2019 mendatang. Kami sangat berterima kasih atas dukungan pemerintah dan instansi lainnya yang turut mendukung proses percepatan pembebasan lahan.” Ungkapnya.

Sjachrani Mataja selaku perwakilan Komisi VI menanggapi “Sebelumnya kami sudah berdiskusi dengan Direksi PT Angkasa Pura I dan cukup berbangga karena sudah dimulai pembangunan Bandara Syamsudin Noor. Kami ingin berdiskusi sehingga jika ada persoalan dapat dibicarakan bersama, bila perlu kami terlibat dalam diskusi dengan warga. Mereka perlu diinformasikan manfaat pembangunan bandara baru.” Tuturnya.

Beliau menambahkan “Kami juga ingin sampaikan apresiasi atas dibukanya rute-rute baru salah satunya Batik Air ke Jakarta. Untuk pelayanan bandara kami lihat sudah bagus” imbuhnya.

Turut hadir dalam diskusi tersebut yakni Adi Hartono, Project Secretary Pengembangan Bandara Syamsudin Noor yang memaparkan secara rinci perkembangan pekerjaan fisik di lahan pengembangan bandara baru. Ia menjelaskan “Untuk pekerjaan infrastruktur, bangunan penunjang, dan perluasan apron yang masuk ke dalam paket 2 progress realisasi sampai dengan 7 Mei 2017 sebesar 0,396 % dari yang ditargetkan 0,315% dengan rincian pemasangan pagar batas 958 m2, pekerjaan land clearing 17 hektar, pekerjaan streaping 7 hektar, soil test & sondir sebanyak 25 titik. Untuk alat berat yang digunakan antara lain dozer, excavator, truck dan roller. Jalan akses untuk material sudah diselesaikan. “ jelasnya

Untuk desain Tim Proyek +mengakomodir kearifan lokal dan eco airport atau go green serta meminimalisir penggunaan listrik dengan sky light atau cahaya bantu. Di sis lain, mengingat Kalsel memiliki curah hujan cukup tinggi, limpasan air hujan nantinya akan ditampung di water pounding atau kolam penampungan air berukuran besar.

Mengenai runway yang menjadi salah satu topik diskusi, Handy Heryudhtiiawan mengatakan “Runway sepanjang 2500 meter dan lebar 45 meter Bandara Syamsudin Noor mampu didaratati pesawat berbadan lebar atau wide body Airbus 330 yang biasa mengangkut penumpang umroh. Untuk mendukung operasional di sisi udara fase pembangunan berikutnya akan ada penambahan taxiway parallel sehingga mengurangi waktu pergerakan pesawat menuju apron saat mendarat.” Katanya.

Neny Hendriyawati, Wakil Ketua DPRD menanggapi “Kami salut dengan upaya Bandara Syamsudin Noor untuk mewujudkan komitmennya membangun bandara baru. Bahkan saat itu sampai dibuatkan pos pengaduan warga yang terkena pembebasan lahan untuk keterbukaan.” ujarnya

Tim Proyek Pengembangan Bandara Syamsudin Noor dalam paparannya juga menjelaskan perihal serah terima parsial lahan pekerjaan yang tanggal 27 Maret 2017 lalu sudah dilakukan setelah sebelumnya dilakukan kick of meeting tanggal 22 Maret 2017. Selanjutnya tim tengah mengejar penyelesaian dokumen Method of Working Plan (MOWP) untuk pelaksanaan pekerjaan di sisi udara. Untuk SDM, pihaknya tak hanya melibatkan SDM dari luar Kalsel melainkan sampai saat ini menggandeng tiga instansi termasuk instansi perguruan tinggi Universitas Lambung Mangkurat dan Politeknik Negeri Banjarmasin. (Humas BDJ)