BANJARBARU (20/10/2016) - Berbagai persoalan menghadang proses pengembangan Bandara Syamsudin Noor tak lantas membuat Manajemen BandaraSyamsudin Noor lengah untuk terus berupaya berupaya melakukan percepatan proses pengembangan bandara baru. Bulan November akan menjadi bulan yang krusial karena dua proses penting yakni pengumuman pemenang lelang serta eksekusi lahan akan dilaksanakan.
Hal tersebut ditegaskan oleh General Manager Bandara Syamsudin Noor, Handy Heryudhitiawan saat berkunjung ke Kantor Media Kalimantan, Banjarbaru. Disambut oleh Wakil Pemimpin Umum Media Kalimantan, Tengku Mohamad Meidi Akbar dan Pemimpin Redaksi Almin Hatta, Handy menjelaskan kronologis kendala lahan untuk pengembangan bandara yang saat ini sudah memasuki tahap-tahap akhir pembebasan lahan.
"Menyangkut lahan, saat ini sisa lahan warga yang belum setuju untuk dibebaskan hanya sekitar 10 hektar dengan jumlah warga yang belum mengambil uang ganti rugi atas lahan yang sudah dititipkan oleh PT Angkasa Pura I ke Pengadilan Negeri Banjarbaru sebanyak 69 diantaranya 36 bidang bangunan dan 33 tanah kosong." Terangnya
"Kami tekankan manfaat pembangunan bandara nanti besar sekali untuk kemajuan Kalsel. Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, termasuk Bupati Banjar yang nantinya KM 17 akan menjadi etalase karena menjadi akses utama keluar masuknya penumpang Bandara Syamsudin Noor. Semua harus bergerak agar konsep Airport City terwujud." tambahnya.
Di banyak daerah berlomba memiiki bandara megah untuk menarik wisatawan. PT Angkasa Pura I telah menarget proyek infrastruktur perluasan Bandara Syamsudin Noor selesaidi tahun 2019. Oleh karena itu bulan November ini menjadi bulan krusial untuk menyelesaikan sejumlah kendala menyangkut proyek yang sudah dilakukan groundbreaking 2015 lalu.
Bicara soal potensi investasi, para investor tentunya akan melihat kesiapan daerah berkaitan dengan infrastruktur utama. Bandara adalah salah satu tolak ukur utama. Sebagi contoh nyata Handy membeberkan pengaruh pembangunan Bandara di Kabupaten Badung, Bali dimanadaerah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi mencapai 17% saat proyek Ngurah Rai mulai dibangun. Berbagai usaha mulai dari transportasi, tempat tinggal, dan lain sebagainya mulai bermunculan.
"Kami ingin menaikan presentase kunjungan wisatawan yang saat ini hanya 13% menjadi 20%. Memang cukup berat karena ini harus didukung pertumbuhan daerah. Namun kami sudah bertemu Pemerintah Daerah untukmulai membenahi potensi Kalsel."
Tengku Mohamad Meidi Akbar, mengungkapkan dukungannya untuk diadakan kampanye manfaat dari pembangunan Bandara Syamsudin Noor mulai dari penyerapan SDM, peningkatan ekonomi, hingga pariwisata.
"Ini adalah kabar bagus. Masyarakat harus tahu betapa besar manfaat dari pembangunan bandara baru. Mereka harus tangkap sinyal potensi ini. Media Kalimantan siap mendukung dari segi layanan informasi mulaidari cetak hingga online." katanya
Beliau juga menjelaskan bahwasannya pihaknya saat ini pun sedang mulai mempersiapkan menangkap potensi pembangunan bandara baru dengan berencana membuka area khusus yang menyediakan foodcourt hingga oleh-oleh khas Kalsel agar pengunjung Kalsel dapat dengan mudah bersantai sembari membeli oleh-oleh khas Kalsel tanpa harus repot encari di tempat yang berbeda-beda. (Humas BDJ)